Di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.

Jum’at Minggu biasa XI, 20 Juni 2008

Matius 6:19-23
Saat merefleksikan Sabda Tuhan hari ini dalam hubungan dengan situasi di Indonesia, terasa sekali bahwa semua persoalan politik dan sosial yang ada saat ini, berpangkal pada UUD (ujung-ujungnya duit). Hati para pengusaha, hati para pejabat pemerintah, hati para pemimpin partai politik, dan hati para wakil rakyat pada umumnya UUD dan kesejahteraan diri atau kelompoknya bukan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Tuhan mengundang kita, “Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; … Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga…” Mengapa? Karena di mana hartamu berada di situ juga hatimu. Harta itu begitu “berbahaya.” Karena itulah maka Tuhan berkata: “Lebih mudah seekor unta melewati lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah” (Mrk 10:25). Harta itu mengikat begitu kuat hati orang hingga orang sulit untuk mencintai Tuhan dan sesama.
Orang begitu bersemangat untuk mengumpulkan harta dunia. Sampai-sampai tak peduli sama sekali dengan orang-orang di sekitarnya. Perampasan hak orang lain tak dipedulikan lagi. “Yang penting aku dapat mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya” begitulah jalan pikirannya. Orang menjadi demikian egois dan tidak solider karena hati yang dipenuhi keinginan akan harta.
Tuhan menegaskan “kumpulkanlah bagimu harta di sorga.” Bagaimana mengumpulkan harta di sorga? 1. Beranilah berkata “secukupnya” dalam hidup. 2. Beranilah berkata “seperlunya” dalam hidup. 3. Beranilah berkata “sepantasnya” dalam hidup.
Memiliki harta milik itu bukanlah jelek asalkan diusahakan dengan adil dan jujur. Memiliki harta milik itu adalah hal yang baik asalkan dapat melihat harta milik itu sebagai titipan Tuhan bagi kita untuk hidup kita secukupnya, seperlunya, dan sepantasnya. Selebihnya adalah milik orang miskin.

Leave a comment