“Ketaatan kita tak boleh terbatas hanya terhadap mereka yang mempunyai hak untuk memerintah kita, tetapi harus melangkah lebih jauh. Kita akan tetap taat sebagaimana diwajibkan bagi kita, itu kita hayati sebagaimana disarankan oleh Santo Petrus: “Kita tunduk kepada semua orang demi kasih kepada Allah.”
Maka marilah melaksanakan pesan ini dan memandang semua orang lain sebagai pemimpin kita dan untuk itu marilah memandang kita lebih rendah daripada mereka, malah lebih rendah daripada yang paling kecil, dan marilah memberi hormat lebih dahulu kepada mereka dengan menghargai mereka, dengan memberi perhatian dan dengan segala macam pelayanan. Oh! Betapa indah bila Allah berkenan meneguhkan kita dalam sikap ini!” (Sumber: Dalam Bimbingan Santo Vinsensius: Surat-surat Santo Vinsensius V, S. Ponticelli, CM, Penerjemah, hal 91).
Refleksi
Alasan paling mendalam dari ketaatan kita pada tujuan SSV adalah Allah sendiri. Karena Allah telah menganugerahkan SSV bagi dunia ini untuk melayani orang-orang kecil. Maka ketaatan kita pada tujuan SSV harus kita hayati sebagai ketaatan kepada Allah sendiri. “Kita tunduk kepada semua orang demi kasih kepada Allah.” Tanpa itu ketaatan kita akan begitu rapuh. Rapuh karena hanya disandarkan pada kemanusiaan kita. Padahal kita sangat mudah dipengaruhi oleh cocok tak cocok, figur, tingkat kepercayaan, dst.
Maka segala persoalan disiplin dan ketaatan pada organisasi dan juga persoalan relasi antar anggota SSV harus selalu dilihat dalam kerangka tujuan dan panggilan SSV. Tanpa itu maka persoalan disiplin dan ketaatan pada organisasi dan juga persoalan relasi antar anggota SSV hanya akan menjadi ajang saling menghakimi, saling mempermalukan dan balas dendam. Itu berarti cinta dan kasih persaudaraan tidak hidup. Maka pertanyaan yang perlu selalu kita dengungkan saat menghadapi persoalan organisasi maupun persoalan relasi antar anggota SSV adalah “Apakah yang mau kita cari dengan menjadi anggota SSV?”
Sikap yang sangat penting agar kita dapat menghayati ketaatan adalah kerendahan hati. Kerendahan hati memampukan kita untuk menyadari bahwa kita hanya pelaksana kehendak Allah. Kerendahan hati memampukan kita untuk mengakui bahwa kita adalah orang dapat salah seperti orang lain.
Filed under: Surat-surat Ozanam | Leave a comment »