Dialog Antar Agama Sebagai Dialog Profetis

1. Pengantar

Dewasa ini semakin disadari pentingnya menafsirkan teks Kitab Suci sesuai dengan konteks. Hidup dan karya Yesus sebagaimana dikisahkan keempat Injil perlu ditafsirkan dan diwartakan dalam konteks saat ini. Misi pewartaan Injil itu melekat pada hakekat Gereja (Bdk AG 2). Misi berarti “nama, ajaran, hidup, dan janji-janji, Kerajaan Allah dan misteri Yesus dari Nazaret” (EN 22) diwartakan. Namun pewartaan itu perlu diwujudkan dalam sikap hormat kepada kebudayaan dan konteks setempat. Maka sangat diperlukan suatu model pewartaan tertentu bagi konteks tertentu. Bagaimanakah model misi yang tepat untuk konteks Indonesia? Continue reading